Info Sukabumi Raya

Aksi Tolak UU TNI di Kota Sukabumi Berujung Ricuh. Jurnalis Mendapat Perlakuan Kasar dari Mahasiswa

Aksi Tolak UU TNI di Kota Sukabumi Berujung Ricuh. Jurnalis Mendapat Perlakuan Kasar dari Mahasiswa
Polisi saat berusaha memukul mundur aksi mahasiswa di DPRD Kota Sukabumi. (foto: istimewa)

SUKABUMI, BEBASberita.com - Aksi unjuk rasa menolak disahkannya UU TNI masih bergulir. Di Kota Sukabumi penolakan atas disahkannya UU TNI tersebut disuarakan oleh Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Sukabumi (ABSI) dan berujung ricuh, Senin (24/3/2025).

Namun sayang, diaksi ini mahasiswa justru melakukan hal yang tidak terpuji terhadap jurnalis. Leher jurnalis bernama Andri Somantri dipiting dari belakang oleh oknum mahasiswa.

Menurut Andri, insiden yang dialaminya terjadi saat dirinya tengah merekam seorang mahasiswa yang pingsan dan hendak dimasukan ke mobil ambulance. Dari belakang tiba - tiba ada mahasiswa yang memegang lehernya lalu mempiting dan kemudian menarik ID Cardnya hingga terputus.

“Saya lagi merekam, tiba - tiba dari belakang ada yang pegang leher saya. Oh ternyata mahasiswa. Saya udah bilang, saya wartawan. Tapi mahasiswa itu malah mempiting saya dan menarik ID Card saya sampai talinya putus,” ujarnya kepada awak media di DPRD Kota Sukabumi.

Perlakuan kasar oknum mahasiswa tersebut juga dialami oleh jurnalis Apit Haeruman, yang juga Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Sukabumi Raya. Namun Apit menganggap hal itu tidak masalah karena disadari situasi saat itu sedang cheos.

“Terakhirnya saya yang dicekik, tapi saya anggap itu bukan masalah. Kan situasinya sedang chaos,” ungkapnya.

Apit Haeruman mengatakan, selain pelarangan dan sikap kasar, para mahasiswa juga melontarkan kata - kata kasar terhadap jurnalis seolah menolak aksinya diliput. Atas sikap kasar mahasiswa itu, Apit menyebut ini karena ketidakpahaman mahasiswa terhadap kode etik jurnalistik.

"Mestinya mahasiswa ini lebih tahu. Kami ini jurnalis, dilindungi undang - undang. Lagi pula ini ruang publik bukan ruang privat. Jadi tidak ada siapapun yang bisa menghalangi jurnalis melakukan tugas peliputannya," ujarnya.

Aksi unjuk rasa menolak disahkannya UU TNI yang disuarakan ABSI ini semula berlangsung damai. Kericuhan terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, dari pihak mahasiswa ada yang melempar cat ke arah polisi. Tak tinggal diam, polisi pun lantas meresponnya dengan menembakan water canon untuk membubarkan pengunjukrasa.

Advertisement

Hingga berita ini diturunkan, belum diperoleh konfirmasi berapa jumlah korban dari pihak mahasiswa butut dari kericuhan ini. Sementara di depan sekretariat DPRD Kota Sukabumi sejumlah aparat kepolisian masih terlihat berjaga.

Editor : Igoen Josef