Inspiring Kopi Hideung

Kado Pilu di Hari Guru

Kado Pilu di Hari Guru

Hari ini, Jumat (29/11/2024), PGRI Kabupaten Subang tengah merayakan hari jadinya yang ke 79 dengan ditandai upacara di Alun-Alun Subang.

Ada banyak kegiatan positif dirangkaian acara HUT PGRI ini. Setidaknya, khusus di Kabupaten Subang, kegiatan kemeriahannya masih akan berlanjut hingga hari-hari berikutnya.

Seperti sebuah kelaziman, momen ulang tahun akan memunculkan sebuah kemewahan yang akan selalu ada dari tahun ke tahun. Merujuk pada banyak pendapat; “kapan lagi kalau tidak sekarang”.

Ya,.. tidak ada salahnya setiap individu merayakan hari jadinya, sebab hal itu adalah salah satu cara untuk menghargai diri dan sekaligus ungkapan rasa hormat pada Sang Pencipta atas apa yang telah diberikan hingga sekarang.

Tapi khusus di Kabupaten Subang, tahu kah, bahwa dibalik suka citanya pelaksanaan kegiatan HUT PGRI yang digabung dengan Hari Guru, Hari Kesehatan dan Hari Korpri ini ada suasana duka yang menyelimuti?

Ingat..! kematian bocah SD di Kecamatan Blanakan yang bernama Albi Rufi Ozora (9) tidak bisa dianggap remeh–dan kematiannya yang tepat di Hari Guru (25-11-2024), bisa jadi sebuah isyarat kalau manajemen sekolah atau manajemen pelaksanaan pendidikan secara umum di Kabupaten Subang, harus diperbaiki.

Kematian Albi Rufi Ozora adalah tamparan keras, tidak hanya untuk lembaga pendidikan yang menaungi tapi juga berimbas pada masyarakat Subang secara umum. Betapa memalukannya kasus ini–dan satu hal, bahwa kematian Albi Rufi Ozora yang tepat di hari guru, sekaligus juga sebuah kado, “Kado Pilu di Hari Guru.”

Sekedar menginformasikan, Albi Rufi Ozora adalah siswa kelas 3 di SDN Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang. Albi meninggal di RSUD Ciereng Subang. Kematian Albi imbas penganiayaan kakak kelasnya. Insiden terjadi disaat jam sekolah masih berlangsung.

Kematian Albi menyisakan duka mendalam, tidak hanya pada keluarga tapi juga Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Subang. Betapa tidak, Albi yang sedianya bisa tumbuh dan berkembang menjadi insan kebanggaan bangsa ternyata harus “berpulang” dengan sia-sia.

Advertisement

Atas kejadian ini, Pj Bupati Subang Imran, marah. Tak pelak, Kepala SDN Jayamukti yang bernama Kasim di nonaktifkan dari jabatannya. Penonaktifan itu berlaku selama proses penyelidikan dari Polres Subang berlangsung–dan jika hasil penyeledikan itu ditemukan ada unsur penganiayaan, maka siap-siap saja, Kasim sudah dipastikan tidak akan lagi menjabat kepala sekolah.

Kasus kematian Albi bukan saja telah menyita perhatian publik Subang, tapi juga tingkat nasional. Bahkan Presiden Prabowo Subianto secara khusus mengutus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi untuk melihat dari dekat dan mencari tahu sebab-sebab dari kematian Albi.

Tegasnya, kematian Albi ini adalah bukti buramnya dunia pendidikan di Kabupaten Subang yang tidak dapat difungkiri. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang juga disebut-sebut sebagai pihak yang mesti bertanggungjawab atas kasus tersebut.

Atas kasus tersebut aparat dari Polres Subang melakukan penyelidikan. Jasad Albi di otopsi dan hasilnya menyebutkan, bahwa kematian Albi lebih disebabkan karena pendarahan dibagian kepala. Sejauh ini polisi telah memeriksa sejumlah saksi. (*)

Penulis : I. Gunawan J.A

“INSPIRING KOPI HIDEUNG” adalah ruang pemikiran atau pendapat dari redaksi BebasBerita.com terhadap fenomena yang berkambang di masyarakat.

Advertisement